Pandemi Covid-19 melanda perekonomian, tidak hanya Indonesia tetapi secara global. Kita harus tetap diam di rumah.
Tapi setiap permasalahan memiliki pembelajarannya sendiri. Memilik banyak waktu di rumah memberi kita lebih banyak waktu untuk merenung, melihat ke dalam dan menjadi lebih kreatif berkreasi guna bertahan hidup. Kita mulai mengamati potensi yang ada di sekitar dan memetakan nilai-nilai yang sudah ada.
Sebagai musisi, saya mulai menata ulang isi studio musik di rumah, yang sebelum pandemi hampir selalu berantakan, karena saya sering pergi untuk tur.
Saat saya membongkar koleksi kaset, saya mengenang banyak band/musisi yang telah mempengaruhi musik yang saya buat bersama Navicula, sejak Navicula terbentuk pada tahun 1996.
Band-band tersebut, Koil, Kubik, Cherry Bombshell, Pas Band, Nugie, Plastik, Superman is Dead, LFM, dan masih banyak band Indonesia lainnya yang memiliki pengaruh sangat kuat di industri musik Indonesia.
Saya tertarik dengan istilah Indie atau independen, karena Pas Band mempopulerkannya pada saat itu. Saya merasakan dan melewarti masa melankolis ABG saat itu dengan lirik Matel dari Kubik. Nongkrong bareng teman sambil menyanyikan lagu Plastik. Terpesona oleh “sikap” dan lirik gelap Koil. Dan, band saya, Navicula, sama-sama memulai karir mereka dari awal dan berpartisipasi sejak awal dalam membangun dan mengembangkan dunia musik indie di kampung halaman kami, Bali, bersama dengan rekan-rekan kami, Superman is Dead.
Band-band yang saya dengar sejak SMA inilah yang mengiringi mimpi saya kemudian. Betapa membuat musik dan berada dalam sebuah band adalah sesuatu yang sangat berarti. Kami menghabiskan uang dan waktu untuk musik. Jika seseorang mengatakan bahwa agamamu adalah tempat menghabiskan waktu dan uang, maka jelas itulah peran musik bagi kami saat itu. Bahkan hingga hari ini.
Musik adalah soundtrack hidup. Masa remaja adalah masa terbaik dalam hidup kita, masa dimana kita menyerap pengaruh dari lingkungan sekitar; apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Lagu-lagu yang kamu dengar saat remaja mungkin bisa jadi playlist yang akan tetap melekat di hati dan pikiranmu selamanya.
Tanpa band-band ini, Navicula mungkin tidak akan menjadi Navicula yang kita dengar hari ini.
Sekarang, saat ini, di studio rumah, saya mengundang saudara-saudara saya di band untuk menyiapkan altar, menyalakan lilin, membuat ritual konser, dan merekam. Kami membuat perayaan untuk INSPIRASI.
Karena memori indah masa itu, Navicula berkolaborasi dengan Apa Kabar Bali? (program berita dari Kopernik, berlokasi di Bali) dan Demajors (label rekaman dan distribusi, berlokasi di Jakarta), untuk membuat album baru, yang berisi 8 lagu ciptaan idola mereka. Keuntungan dari penjualan album ini akan sepenuhnya didedikasikan untuk semua inspirasi mereka yang disebut di atas, dan sebagian dari keuntungan juga akan disumbangkan untuk proyek kerjasama dengan pengrajin arak di Bali agar dapat terus memproduksi bahan baku pembersih tangan yang akan mereka distribusikan. kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.
Menonton “Indigo Child” A Tribute to Local Inspiration on the Navicula Youtube channel.
Leave a Reply